Selamat Datang

Selamat Datang di Media Pembelajaran Kimia (Laju Raksi) Kelas XII SMK

Science
Pengertian Laju Reaksi
Secara etimologis laju reaksi dapat diartikan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi (reaktan) atau hasil reaksi (produk) dalam satuan waktu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi reaktan atau laju bertambahnya konsentrasi produk. Pengetahuan tentang laju reaksi sangat penting dalam penetuan kondisi yang diperlukan untuk membuat suatu produk secara cepat dan ekonomis.

Agar suatu reaksi kimia berlangsung, partikel-partikel dari zat yang bereaksi harus bertumbukan satu dengan yang lainnya. Energi kinetik minimum yang harus dimiliki atau yang harus diberikan kepada partikel agar tumbukan mereka menghasilkan reaksi disebut energi pengaktifan(energi aktivasi) dengan lambang Ea. Makin rendah atau kecil Ea,makin mudah suatu reaksi terjadi sehingga makin cepat reaksi itu berlangsung.
Faktor yang Mempengaruhi

1. Konsentrasi
   Dalam suatu reaksi semakin besar konsentrasi zat reaktan, akan semakin mempercepat laju reaksinya. Dengan bertambahnya konentrasi zat reaktan jumlah partikel-partikel reaktan semakin banyak sehingga peluang untuk bertumbukan semakin besar. Sebagai contoh suatu larutan yang pekat mengandung partikel yang lebih rapat jika dibandingkan dengan larutan yang encer, sehingga lebih mudah dan lebih sering bertumbukan.

2. Suhu
   Laju reaksi akan semakin meningkat dengan meningkatnya suhu reaksi. Kenaikan suhu akan menambah energi kinetik molekul-molekul, akibatnya molekul-molekul yang bereaksi menjadi lebih aktif mengadakan tabrakan. Hal ini terjadi karena gerakan-gerakan molekul semakin cepat pada temperatur yang lebih tinggi. Berdasarkan penelitian, pada umumnya setiap kenaikan suhu 10oC laju reaksi akan meningkat menjadi dua kali lipat. Secara matematis hubungan laju reaksi dengan suhu reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut:


                                               Vt  = Laju reaksi yang baru
         Vt =.Vo                        Vo = Laju reaksi semula
                                               ΔT = Kenaikan suhu

Contoh soal :
a. Berapa kali laju reaksi akan meningkat apabila suhu dinaikkan dari 20oC menjadi 60oC?
Jawab : Kenaikan suhu = 60oC - 20oC = 40oC Vt=. Vo = 24 . Vo = 16 Vo Laju reaksi meningkat 16 kali dibandingkan dengan laju reaksi semula

b. Suatu reaksi berlangsung 8 jam pada suhu 30oC. Jika suhu diubah menjadi 80oC, berapa lama reaksi itu berlangsung ?
Jawab : Kenaikan suhu = 80oC - 30oC = 50oC Vt =. Vo = 25 . Vo = 32 Vo Lama reaksi = 8/32 jam = 1/4 jam atau 15 menit


3. Luas Permukaan Bidang sentuh

Pada pembahasan sebelumnya dijelaskan bahwa reaksi kimia terjadi karena tumbukan yang efektif antar partikel zat reaktan. Terjadi tumbukan berarti adanya bidang yang bersentuhan (bidang sentuh). Jika permukaan bidang sentuh semakin luas, akan sering terjadi tumbukan dan menghasilkan zat produk yang semakin banyak sehingga laju reaksi semakin besar. Oleh karena itu untuk meningkatkan laju reaksi salah satu caranya dengan menambah luas permukaan bidang sentuh zat reaktan.


Untuk menambah luas permukaan bidang sentuh zat reaktan adalah dengan mengubah ukuran zat reaktan menjadi lebih kecil. Misalnya saja kapur dalam bentuk serbuk lebih cepat bereaksi dengan HCl encer, dibandingkan kapur dalam bentuk bongkahan. Kapur dalam bentuk serbuk mempunyai luas permukaan bidang sentuhyang lebih besar dibandingkan dengan kapur berbentuk bongkahan.

4. Katalis

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimia yang permanen.Dalam skala industri kimia katalis akan mempercepat laju reaksi tanpa menimbulkan produk yang tidak diinginkan. Salah satu eksperimen di laboratorium kimia adalah pembuatan gas O2 dengan cara memenaskan kalium klorat (KCLO3) menurut reaksi :

                                2 KClO3 (s) → 2 KCl (s) + 3O2 (g)

   

Jika hanya KClO3 saja yang dipanaskan, maka gas O2 lambat terbentuk dan harus pada suhu yang cukup tinggi. Tetapi jika sedikit batu kawi (MnO2) ditambahkan ke dalam KClO3, baru kemudian dipanaskan, ternyata gas O2 cepat terbentuk pada suhu yang relatif rendah. MnO2sama sekali tidak menyumbangkan oksigen sebab gas O2 yang terbentuk semata-mata berasal dari penguraian KClO3.

   

Pada akhir reaksi MnO2 tetap ditemukan dalam tabung dengan jumlah yang tidak berubah. Contoh penggunaan katalis yang lainnya adalah pada proses kontak (pembuatan asam sulfat) digunakan katalis V2O5 (vanadium) dan pada proses Haber-Bosch ( pembuatan amonia) digunakan katalis serbuk Fe (besi).

Orde Reaksi

Telah kita ketahui bersama bahwa makin besar konsentrasi (kepekatan) suatu larutan, makin besar pula laju reaksinya. Bilangan pangkat eksponensial yang menyatakan bertambahnya laju reaksi akibat naiknya konsentrasi disebut orde reaksi (tingkat reaksi). Harga orde reaksi hanya bisa ditentukan melalui eksperimen atau percobaan. Jika konsentrasi suatu zat dinaikkan sebanyak a kali, dan ternyata laju reaksi bertambah sebanyak b kali, maka orde reaksi terhadap zat itu adalah ax = b dengan x adalah orde reaksinya. Perhatikan contoh-contoh berikut :

1. Jika konsentrasi zat A dinaikkan 2 kali dan laju reaksi meningkat 8 kali maka orde reaksi terhadap zat A adalah 3 karena 2/3 = 8
2. Jika konsentrasi zat B dinaikkan 3 kali dan laju reaksi meningkat 9 kali maka orde reaksi terhadap zat B adalah 2 karena 3/2 = 9
3. Jika konsentrasi zat C dinaikkan 4 kali dan laju reaksi meningkat 2 kali, maka orde reaksi terhadap zat C adalah 1/2 karena = 2
4. Jika konsentrasi zat D dinaikkan 6 kali dan ternyata laju reaksi tetap, maka orde reaksi terhadap zat D adalah 0

Cara Menghitung Laju Reaksi

Perhatikan reaksi A + B → C + D , Laju reaksi ditentukan oleh konsentrasi pereaksi, yaitu konsentrasi A dan konsentrasi B. Persamaan laju reaksinya dapat kita tuliskan sebagai berikut :

      V = k [H2]x [NO]y

   Keterangan:
     V = laju reaksi     [A] = konsentrasi A    [B] = konsentrasi B
     k = tetapan laju reaksi     x = orde reaksi terhadap A    y = orde reaksi terhadap B
     Orde reaksi total = x + y

   

Konsentrasi suatu zat dinyatakan dalam satuan molar (M), yaitu jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter (dm3) larutan. Jika dalam 5 liter larutan terlarut 2 mol zat, maka konsentrasi larutan adalah molar atau 0,4 molar (0,4 M).

Cara menghitung orde reaksi :

  1. Jika tahap reaksi diketahui atau dapat diamati, maka orde reaksi terhadap masing-masing zat adalah koefisien dari tahap yang paling lambat.
  2. Sebagian besar reaksi kimia sukar diamati tahap-tahapnya sehingga orde reaksi terhadap suatu zat hanya dapat ditentukan melalui eksperimen, yaitu dengan menaikkan konsentrasi zat tersebut sedangkan konsentrasi zat yang lain dibuat tetap. Data eksperimen harus pada suhu tetap untuk mendapatkan harga k yang tetap. Metode mencari orde reaksinya dengan cara membandingkan persamaan laju reaksi.
Registrasi Nama
Soal Nomor 1
1. Diberikan reaksi antara gas A dan B sebagai berikut: A + B → C + D Jika persamaan kecepatan reaksinya adalah v = k [A][B]2 maka reaksi tersebut termasuk reaksi tingkat ke ...


Soal Nomor 2
2. Reaksi akan berlangsung 3 kali lebih cepat dari semula setiap kenaikan 20oC. Jika pada suhu 30oC suatu reaksi berlangsung 3 menit, maka pada suhu 70oC reaksi akan berlangsung selama....


Soal Nomor 3
3. Setiap 15oC laju reaksi menjadi 2 kali lebih cepat dari mula-mula. Jika pada suhu 30oC reaksi berlangsung 12 menit, tentukan waktu reaksi pada suhu 75oC!


Soal Nomor 4
4. Laju reaksi dari suatu gas dinyatakan sebagai V = k [A][B]. Tentukan perbandingan laju reaksinya dibandingkan terhadap laju reaksi mula-mula jika volume yang ditempati gas-gas diperkecil menjadi 1/2 volum semula.


Soal Nomor 5
5. Laju reaksi dari suatu gas dinyatakan sebagai V = k [A][B]. Tentukan perbandingan laju reaksinya dibandingkan terhadap laju reaksi mula-mula jika volum yang ditempati gas-gas diperkecil menjadi 1/4 volum semula.


Soal Nomor 6
6. Berapa kali laju reaksi akan meningkat apabila suhu dinaikkan dari 20oC menjadi 60oC?


Soal Nomor 7
7. Berapa kali laju reaksi akan meningkat apabila suhu dinaikkan dari 20oC menjadi 60oC?


Soal Nomor 8
8. Data percobaan laju reaksi diperoleh dari reaksi: A + B → C
sebagai berikut:
Nomor Percobaan [A] molar [B] molar Laju reaksi molar/detik
1 0,01 0,20 0,02
2 0,02 0,20 0,08
3 0,03 0,20 0,18
4 0,03 0,40 0,36
Rumus laju reaksinya adalah....
Soal Nomor 9
9. Data percobaan untuk reaksi A + B → AB adalah sebagai berikut:
[A] (mol/L) [B] (mol/L) Laju (mol L-1s-1)
0,1 0,05 20
0,3 0,05 180
0,1 0,20 320
Orde reaksi terhadap A dan B berturut-turut adalah....
Soal Nomor 10
10. Di bawah ini yang tidak mempengaruhi laju reaksi adalah...
Hasil Jerih Payah

Hasil dari ""